Halo Bapak/Ibu Petambak! Apakah Bapak/Ibu tahu jika dalam budidaya udang vaname, ada 3 jenis kolam yang bisa Bapak/Ibu pilih untuk digunakan? Ketiga jenis kolam tersebut adalah kolam tanah, kolam semen, dan kolam terpal.
Di antara ketiganya, kolam terpal lah yang biasanya digunakan untuk budidaya agar bisa menghemat modal dan menghasilkan lebih banyak keuntungan. Yuk, simak artikel ini untuk tahu cara budidaya udang vaname di kolam terpal!
Sebelum mengetahui kelebihan dan cara budidaya udang vaname di kolam terpal, kenalan dulu dengan udang kulit putih satu ini yuk, Bapak/Ibu!
Udang vaname atau udang putih berasal dari daerah subtropis yaitu di pantai barat Amerika hingga ke Peru. Udang vaname mulai marak dibudidayakan di Indonesia setelah udang windu mengalami penurunan produksi karena kualitas lingkungan yang memburuk.
Kulit udang vaname yang berwarna putih sangat tipis serta badannya berbuku-buku. Sedangkan untuk ukurannya, udang vaname relatif berukuran lebih kecil apabila dibandingkan dengan jenis lain seperti jebug, pancet, atau lobster. Udang ini masuk sebagai salah satu udang yang memiliki volume ekspor tinggi yang hampir setara dengan udang windu dan jenisnya lainnya.
Banyak Petambak udang yang lebih memilih untuk berbudidaya menggunakan kolam terpal karena dinilai lebih murah dan hemat. Walaupun demikian, kolam terpal tidak kalah efisien jika dibandingkan jenis kolam lainnya.
Pembangunan kolam terpal hanya membutuhkan waktu yang singkat, tidak seperti kolam beton. Kolam terpal juga dinilai lebih awet, bisa digunakan hingga 10 tahun.
Baca Juga: Ini Cara Hitung Padat Tebar Udang Vaname untuk Kolam Terpal!
Tahapan paling awal yang harus dilakukan dalam budidaya udang vaname adalah memilih lokasi budidaya. Lokasi untuk tempat budidaya udang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan.
Pilihlah lokasi yang tenang namun strategis hingga bisa diakses oleh kendaraan roda empat. Lokasi yang tenang dan jauh dari kawasan industri dan perkotaan sangat dibutuhkan agar kualitas air yang akan digunakan untuk budidaya tetap terjaga.
Setelah menentukan lokasi budidaya, yang Bapak/Ibu bisa lakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan untuk budidaya. Karena dalam hal ini Bapak/Ibu ingin menggunakan kolam terpal, hal yang paling utama untuk disiapkan adalah terpal. Bagian dasar tanah atau dinding kolam terpal bisa berupa tanah.
Agar terpal tidak bocor ketika diletakkan di atas kolam dengan dasar tanah, Bapak/Ibu disarankan untuk mengubur pinggiran terpal yang digunakan. Setelah memastikan tidak adanya kebocoran, Bapak/Ibu bisa menyiapkan fasilitas kelengkapan kolam budidaya, seperti pembuatan saluran air.
Saluran air berguna untuk mempertahankan kejernihan air tanpa harus melakukan pengurasan. Saluran air juga berguna untuk memperbaiki sirkulasi udara, sehingga udang vaname dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Benur udang vaname yang layak dibudidayakan harus sehat, bersertifikat, dan berukuran minimal 0,8 cm. Selain itu, benur juga harus beradaptasi terhadap suhu tambak. Karena sifat kanibalismenya, kepadatan tebar benur harus diperhatikan. Idealnya benur ditebar dengan kepadatan 50-100 ekor/㎡.
Pakan merupakan komponen yang banyak membutuhkan biaya. Maka dari itu, pakan harus diatur dengan baik agar Petambak tidak mengalami kerugian. Pada udang vaname, pakan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu pakan tepung (untuk udang berusia < 15 hari), pakan granula/crumble (untuk udang berusia 16-45 hari), dan pelet (untuk udang berusia 46-120 hari).
Agar udang vaname dapat tumbuh dengan baik, Bapak/Ibu disarankan untuk memelihara suhu, kadar pH, dan kandungan oksigen yang ada di air. Kadar pH yang ideal untuk pemeliharaan udang vaname adalah 7,0-8,5. Pada kisaran tersebut, udang dapat mengalami pertumbuhan optimal. Sedangkan untuk menambah kadar oksigen di air kolam terpal, Bapak/Ibu bisa menggunakan kincir air dan meletakkannya di permukaan air.
Air yang ada di kolam terpal juga disarankan untuk diganti secara berkala. Pergantian air kolam dilakukan setelah kolam udang berusia 60 hari, dan hanya diisi sebanyak 10% dari volume air kolam. Setelah itu, Bapak/Ibu dapat meningkatkan volume air menjadi 15–20%.
Sebelum panen, sebaiknya air tambak diberi kapur untuk mencegah molting (proses pergantian cangkang) pada saat panen. Panen dilakukan jika udang sudah berbobot 16–20 gram/ekor atau berumur 3-4 bulan. Untuk menjaga mutu, panen dapat dilakukan secara keseluruhan (panen total) atau sebagian (panen parsial) dengan menggunakan jala.
Baca Juga: Mengenal Molting pada Udang dan Cara Perawatannya
Bagaimana, Bapak/Ibu? Apakan Bapak/Ibu tertarik untuk membudidayakan udang vaname di kolam terpal? Selain menjadi lebih hemat, udang vaname juga bisa tumbuh lebih optimal jika pemberian pakannya menggunakan eFeeder 5, loh!
eFeeder 5 adalah alat pemberi pakan otomatis dari eFishery yang bisa mengoptimalkan pemberian pakan. Dengan jarak lontarnya yang mencapai 15 meter, penyebaran pakan ke seluruh kolam pun akan lebih merata!
eFeeder 5 dapat dengan otomatis menyesuaikan takaran pakan di waktu pemberian yang sudah ditentukan. Jadi, Bapak/Ibu tidak perlu lagi repot memikirkan berapa takaran pakan yang sesuai.
Selain itu, eFeeder 5 bisa diatur di mana saja di area kolam Bapak/Ibu dengan menggunakan handphone dengan teknologi terkininya yang makin memaksimalkan budidaya!
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi